Lagu untuk Hari Bahagiamu
Mei 24, 2018
Kisah di balik lagu ini akan saya ceritakan dengan cara yang berbeda dari biasanya. Selamat menyimak, selamat menerka-nerka apakah kisah ini nyata atau sekadar karangan.
Selamat Ulang Tahun
(Dengarkan di sini)
Hangat mentari menyambut bahagia
Dengarkanlah sejenak melodiku
Yang mengalun iringi bahagiamu
Yang melantun hanya menujumu
Percaya hadirmu begitu berharga
Maka berikan senyuman untukku
Selamat ulang tahun
Selamat menuju hari baru
Doa baik 'kan mengiringi
Semoga kau terjaga dalam bahagia
Selamat ulang tahun
Tetap sebaik yang kutahu
Melangkahlah maju, menuju impianmu
Semoga kelak, tetap aku yang temanimu
di hari itu
Selamat ulang tahun
***
Selamat malam, Kamu.
Sebenarnya, aku tidak terlalu yakin jika peristiwa satu bulan yang lalu masih hangat dalam ingatanmu, sebagaimana ingatanku. Namun, yang pasti, hari itu akan selalu terekam dalam memoriku dan akan selalu menjadi ingatan getir yang membuatku buru-buru menyingkir.
Aku masih ingat dengan gejolak dalam dadaku. Ada banyak ragu yang menyelip di antara rasa inginku untuk selalu berada di sampingmu. Sikapmu selalu meyakinkan hadir nyatamu untuk hidupku namun, dua hari terakhir sebelum perpisahan kita, kamu menunjukkan sikap yang berbeda. Maaf, bukan menunjukkan, aku saja yang terlalu teliti dalam menyelidik perubahanmu. Kamu kurang rapi untuk menyembunyikannya.
Dan, di hari itu, entah mengapa aku justru bersikeras untuk meyakini bahwa kau masih sama. Aku terus meyakinkan dalam hati bahwa kamu tidak berubah dan aku harus tetap memberikan sesuatu yang istimewa untukmu di hari itu.
Kamu paham tidak? Ada seribu penolakan dari otakku ketika hatiku ingin menghadiahimu sesuatu di hari ulang tahunmu. Aku berpikir, untuk apa memberi sesuatu pada laki-laki yang belum mengikrarkan komitmennya padaku? Namun, hati terus mendorong untuk jujur pada rasa yang kupunya.
Maka, di sela-sela sakit maag-ku yang sedang kambuh di hari itu, aku menuliskan sebuah lagu untukmu. Tentu saja, bersama temanku; Dinda. Dan, sebenarnya dialah yang membukakan ideku untuk membuatkanmu lagu.
Ketika baru saja lagu itu kuselesaikan, kamu justru semakin menampakkan gelagatmu yang mengendap-endap menjauhiku. Hingga aku merasa, kamu tidak pantas untuk mendengarkannnya. Dan benar, kamu benar-benar tidak pantas.
Namun, sesuai syair yang kubuat, lagu itu tetap saja hanya melantun menujumu. Lagu ini adalah kumpulan kata yang berasal dari hati, untuk seseorang yang kupikir hadir untuk menerimaku sepenuh hati namun ternyata hanya singgah untuk sejenak menyembuhkan lukanya kemudian
pergi.
Kamu tidak pantas untuk menjadi tuan dalam laguku,
namun nyatanya, lagu itu terlanjur kucipta dengan
hanya dengan membayangkan satu nama;
kamu.
Kamu paham tidak? Ada seribu penolakan dari otakku ketika hatiku ingin menghadiahimu sesuatu di hari ulang tahunmu. Aku berpikir, untuk apa memberi sesuatu pada laki-laki yang belum mengikrarkan komitmennya padaku? Namun, hati terus mendorong untuk jujur pada rasa yang kupunya.
Maka, di sela-sela sakit maag-ku yang sedang kambuh di hari itu, aku menuliskan sebuah lagu untukmu. Tentu saja, bersama temanku; Dinda. Dan, sebenarnya dialah yang membukakan ideku untuk membuatkanmu lagu.
Ketika baru saja lagu itu kuselesaikan, kamu justru semakin menampakkan gelagatmu yang mengendap-endap menjauhiku. Hingga aku merasa, kamu tidak pantas untuk mendengarkannnya. Dan benar, kamu benar-benar tidak pantas.
Namun, sesuai syair yang kubuat, lagu itu tetap saja hanya melantun menujumu. Lagu ini adalah kumpulan kata yang berasal dari hati, untuk seseorang yang kupikir hadir untuk menerimaku sepenuh hati namun ternyata hanya singgah untuk sejenak menyembuhkan lukanya kemudian
pergi.
Kamu tidak pantas untuk menjadi tuan dalam laguku,
namun nyatanya, lagu itu terlanjur kucipta dengan
hanya dengan membayangkan satu nama;
kamu.

0 komentar