Di Satu Meja
Juni 11, 2018![]() |
| Sumber Foto: Google |
Di satu meja yang menjadi antara, aku dan kamu saling bercerita. Membahas pagi-pagi yang rumit, siang-siang yang penuh cerita, hingga sore yang mengantar kita duduk berhadapan. Aku senang, setiap kali kita usai menyelesaikan urusan masing-masing lalu punya waktu untuk berbagi seperti ini. Menyimakmu bercerita adalah hal yang paling kusenangi.
Dalam hati, aku berkali-kali mengucap terima kasih. Jika kuucapkan secara langsung, mungkin lama-lama kau akan menjadi kesal karena mengiraku masih menganggapmu orang lain. Padahal, aku adalah orang yang benar-benar bersyukur atas kehadiranmu. Di sela-sela sibukmu, kamu masih bersedia menjemputku dan mengantarku makan ke tempat yang kuinginkan.
Di satu meja begini, ketika makanan sudah siap di hadapan, aku dan kamu akan segera memanjatkan doa. Dan saat baru saja kuselesaikan doaku, kamu akan mengucapkan "Selamat makan, Sayang," Rasanya, aku ingin selalu mendengar itu darimu.
Dalam hati, aku berkali-kali mengucap terima kasih. Jika kuucapkan secara langsung, mungkin lama-lama kau akan menjadi kesal karena mengiraku masih menganggapmu orang lain. Padahal, aku adalah orang yang benar-benar bersyukur atas kehadiranmu. Di sela-sela sibukmu, kamu masih bersedia menjemputku dan mengantarku makan ke tempat yang kuinginkan.
Di satu meja begini, ketika makanan sudah siap di hadapan, aku dan kamu akan segera memanjatkan doa. Dan saat baru saja kuselesaikan doaku, kamu akan mengucapkan "Selamat makan, Sayang," Rasanya, aku ingin selalu mendengar itu darimu.
Selepasnya, aku dan kamu pun makan bersama dalam hening yang berada di antara rasa nikmat makan dan rasa yang tak menentu usai berdoa dengan cara yang berbeda.

0 komentar