Pernah Salah Jurusan

November 08, 2019



Salah jurusan memang nggak enak, tapi kamu beruntung kalau menyadarinya.

Maksudku menyadari adalah sadar kalau bukan di situ bidangmu.

Tapi jangan cepat menyimpulkan juga kalau bidangmu bukan di situ hanya karena sekali gagal, ya.

Aku punya satu cerita tentang gagal memilih jurusan.

Untungnya, ini masih jurusan di SMA.

Bisa dibilang, aku termasuk orang yang penuh perencanaan.

Sudah kebiasaan saja, bikin-bikin rencana setelah A mau apa, setelah B mau apa.

Begini, waktu SMP aku punya rencana untuk menjadi seorang dokter.

Menjadi dokter sudah semacam obsesi keduaku setelah obsesi ingin jadi penulis.

Ceritanya, waktu SD aku jadi dokter kecil kemudian jadi punya kepengenan jadi dokter beneran.

Nah, waktu kelas 9, dari jendela kelas, aku mengamati gedung SMA terbaik di kotaku.

Dalam hati aku bilang begini.

"Aku harus bisa masuk SMA itu. Aku harus masuk jurusan IPA, belajar sungguh-sungguh biar dapet undangan SNMPTN di Kedokteran UGM,"

Yuhuuu setinggi itu cita-citaku! Wkwk

Nggak apa-apa. Cita-cita harus tinggi biar usahanya lebih dan biar jatuhnya nggak ke bawah-bawah banget lah.

Alhamdulillah, keinginanku untuk masuk jurusan IPA di SMA yang kuinginkan tercapai.

Waktu itu aku masuk dengan peringkat lima besar dari bawah. Sudah mendekati passing grade lah.

Di tahunku, penjurusan dilakukan di awal. Proses seleksi nilai antara IPA dan IPS dibedakan sehingga passing grade nya pun berbeda.

Kalau aku mau daftar di jurusan IPS, peringkatku masih 20 besar di atas. Beda banget kan?

Nggak tahu deh, yang mau masuk IPA nilainya tinggi-tinggi banget.

Mau jadi dokter semua kali ya?

Nah, terus yaudah aku tetep ambil IPA. Dan bahagia banget awalnya.

Waktu pembelajaran sudah berjalan, baru deh kerasa beratnya. Aku merasa tertinggal banget dari teman-temanku.

Pinternya temen-temen kelasku itu kebangetan.

Ngerjain soal kimia sama matematika di depan kelas aja jadi rebutan. Sementara aku masih mencerna pelan-pelan penjelasan guru.

Udah gitu, suasana kelas yang bagiku "tidak biasa", tidak seperti pengalamanku sekolah di kota asliku, bikin semuanya jadi serba nggak enak gitu deh.

Udah salah jurusan sampai bikin nilaiku jelek semua, tiap ulangan atau ujian remidi, pernah ikut semester pendek mata pelajaran kimia, udah gitu masih dapet suasana enggak enak di kelas.

Entah perasaan tidak menyenangkan di kelas itu karena perasaanku sendiri atau memang begitu adanya.

Cerita tidak menyenangkan yang satu ini akan aku jelasin di judul lain. Terlalu panjaaang.

Nah, yang aku syukuri dari salah jurusan, aku bisa menggali potensiku sendiri.

Aku jadi mencari-cari: apa sih yang sebenarnya aku suka, dimana sih harusnya aku berada?

Wkwkwkw aku merasa IPA bukan tempatku dan alhamdulillah aku sadar.

Waktu itu aku perhatikan, nilaiku bahasa lebih baik dari mapel lainnya. Entah bahasa Inggris, Sastra Inggris, bahasa Indonesia, maupun bahasa Jawa. Nilai kesenian juga sangat membantu mengangkat nilaiku yang lainnya.

Untuk memupus rasa sesalku sendiri karena salah jurusan, aku pun aktif berkegiatan kesenian. Khususnya teater. Dari teater, aku bisa menyumbang piala untuk SMA-ku.

Itu caraku meyakinkan diriku sendiri kalau aku masih berguna lahhh, masih bernilai lahh, meskipun banyak yang memandang sebelah mata dan bikin aku down.

Akujuga m ulai memprediksi, mungkin di sekitar itu lah bidangku sesungguhnya.

Terus aku cari-cari tuh jurusan yang kira-kira pembelajarannya sesuai dengan kesenanganku.

Kemudian aku menemukan jurusan Ilmu Komunikasi. Aku pahami benar-benar dari penjelasan jurusan di website resmi maupun pengalaman-pengalaman yang dibagikan orang-orang di blog pribadi.

Lalu aku menjumpai konsentrasi jurnalistik dan public relations.

Karena penasaran banget, aku cari bukunya di perpustakaan. Ternyata ada!

Setiap istirahat, aku yang minim teman ini (wkwk), menuju perpustakaan untuk membaca buku-buku jurnalistik dan public relations. Itu dua buku yang berbeda namun berkaitan. Aku lupa penulisnya, mohon maap.

Setelah membacanya, aku semakin yakin kalau di sana lah bidangku.

Aku juga semakin mantap kalau Ilmu Komunikasi bisa kukuasai.

Akhirnya, aku mencoba mendaftar PMDK di UNS.

PMDK adalah jalur undangan untuk anak-anak SMA/sederajat yang ingin mendaftar jenjang diploma di UNS.

Iya, aku mengambil jenjang diploma. Tepatnya, D3 Komunikasi Terapan Minat Utama Hubungan Masyarakat (public relations).

Kenapa cuma diploma seeehh?


Sini-sini. Duduk sambil ngopi dulu sama aku.

Aku mengambil D3 Komunikasi Terapan karena aku mengerti jurusan S1 Ilmu Komunikasi itu nantinya akan dipecah lagi saat sudah duduk di semester atas.

Mahasiswa akan memilih konsentrasi mana yang akan ia tekuni.

Nah, jadi aku rasa tidak ada salahnya aku langsung mengambil konsentrasi public relations dari awal lalu mempelajari keseluruhan Ilmu Komunikasi saat aku transfer S1 nanti.

Yang penting, aku paham ilmunya.

Dan Allah pun mengabulkan keinginanku. Allah memberiku kesempatan untuk lolos dalam PMDK UNS dan menjadi mahasiswi D3 Komunikasi Terapan - Public Relations.

Syukurlah setelah salah jurusan di SMA, aku bisa menemukan apa yang sebenarnya kusuka dan kucari.

Di masa kuliah, aku benar-benar menikmati kuliahku. Aku benar-benar mencintai dunia public relations  dan jurnalistik.

Waktu kuliah aku sudah berpikiran: pokoknya kerjaku gamau jauh-jauh dari dunia PR atau pun jurnalistik.

Karena aku menikmati kuliahnya, aku pun mendapat hasil yang cukup memuaskan juga.

Semua yang tidak kudapat saat SMA, kudapatkan di kuliah: teman-teman yang menghargai, omongan yang didengarkan sepenuh hati, hingga nilai yang mencukupi untukku mendapatkan beasiswa PPA di semester ketigaku.



Kalau kamu merasa saat ini berada di jurusan yang salah,
jangan menyerah.
Cari dan gali terus dimana minatmu berada.
Tidak ada orang yang tidak memiliki kelebihan.
Kelebihan itu perlu kamu temukan.

Jangan mudah tumbang oleh ucapan buruk.
Penuhi dirimu sendiri dengan motivasi
kamu bisa lebih baik dari hari ini.

Semangat ya,
terkadang kita perlu berada di jalan yang salah
untuk bisa melihat mana tempat terbaik kita.

You Might Also Like

0 komentar

Terima Kasih Sudah Berkunjung!